Kenapa
anak kembar harus dipisahkan? Bisa jadi ini menjadi
pertanyaan dari para orang tua muda yang baru memiliki anak kembar ketika para
orang sepuh meminta mereka untuk memisahkan pengasuhan bayi kembar.
Menurut kebiasaan atau
tradisi lama di masyarakat Jawa, anak kembar memang harus dipisahkan. Alasan kenapa anak kembar harus dipisahkan,
menurut mitos yang beredar, hal ini karena apabila anak kembar tidak
dipisahkan, maka salah satu dari mereka akan sakit dikarenakan energi yang ada
di sekitar mereka hanya diserap oleh salah satu, atau aura salah satu anak
kembar kalah dari aura saudara kembarnya yang lain.
Hal ini memang belum
pernah diteliti kebenarannya secara medis, akan tetapi hingga sekarang pun
masih banyak masyarakat yang percaya mengenai hal tersebut kemudian memisahkan
pengasuhan anak kembar semenjak bayi.
Pemisahan pengasuhan ini
bisa dengan menyerahkannya pada paman, bibi, atau saudara lainnya. Percaya
tidak percaya, ketika salah satu anak kembar sering sakit-sakitan, kemudian
kembar yang satunya dipisahkan atau dijauhkan, maka anak kembar yang sering
sakit-sakitan itu bisa berangsur-angsur sembuh dari sakitnya.
Di satu sisi, memang
masih banyak yang mempercayai ini, akan tetapi dari sisi psikologis sebenarnya
tidak baik apabila memisahkan pengasuhan anak kembar. Hal ini karena anak
kembar memiliki kedekatan atau keintiman yang berbeda dengan saudara lainnya
yang tidak kembar. Apabila dipisah, ditakutkan akan berpengaruh pada psikologi
mereka, juga dikhawatirkan akan mendatangkan kecemburuan ketika dewasa nanti,
karena anak yang dipisahkan dari orangtua kandung merasa ‘terbuang’.
Untuk menghindari hal
ini, meski memilih untuk memisahkan bayi kembar, tentunya orang tua tetap harus
selalu dekat dan memberikan kasih sayang yang setara, baik itu dengan bayi
kembar yang diasuh sendiri maupun yang diasuh oleh orang lain.
Berbeda dengan di Jawa,
di Bali ada mitos dimana bayi kembar yang harus dipisahkan pengasuhannya adalah
bayi kembar laki-laki dan bayi kembar perempuan. Hal ini dikarenakan saudara
kembar laki-laki dan perempuan dianggap sudah dijodohkan semenjak dalam
kandungan, sehingga mereka tidak boleh mengetahui bahwa mereka adalah saudara
kandung karena kelak saat deasa mereka akan dijodohkan kemudian dinikahkan.
Bagi keturunan bangsawan
Bali, anak kembar laki-laki dan perempuan dianggap sebagai anugerah maka mereka
harus dinikahkan ketika dewasa nanti. Akan tetapi berbeda halnya dengan anak
kembar laki-laki dan perempuan dari kalangan rakyat biasa dianggap sebagai aib
karena bayi dianggap sudah melakukan hubungan seksual sejak dalam kandungan.
Sehingga bayi kembar ini harus dikucilkan selama 3 bulan penanggalan Bali
kemudian menjalani upacara adat untuk mengusir nasib sial dan aib buruk.
Pemisahan anak kembar
memang masih menjadi perdebatan dalam masyarakat. Akan tetapi apabila memang
tetap ingin memisahkan anak kembar dengan alasan nasihat orang tua agar anak
sehat, maka alangkah baiknya jika kedua anak kembar ini tetap harus sering
diajak bermain bersama agar tetap saling mengenal satu sama lain dan merasa
saling menyayangi dan melindungi layaknya saudara. Apalagi saudara kembar
biasanya memiliki insting atau feeling yang tajam antara satu sama lain
sehingga akan sangat kasihan apabila mereka benar-benar dipisahkan, termasuk
dalam hal komunikasi hingga dewasa nanti.
SESAT BANGET. KENAPA SI KEMBAR LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN TIDAK BOLEH MENGETAHUI HUBUNGAN MEREKA????
BalasHapusKENAPA MEREKA DINIKAHKAN???
UNTUK MENGHALANGI PERSAUDARAAN MEREKA? GITU?
Bagaimana dengan pandangan islam?bahwasannya apabila sesorang yg sekandung atau sedarah dilarang menikah ,dan Jodoh,Maut serta rezeki itu sudah di atur oleh Allah SWT.
BalasHapus