Senin, 27 Juni 2016

[Karya Twinners] Puisi Rendy Jean Satria

[Karya Twinners] Puisi Rendy Jean Satria
Putaran Tasbih - Sumber



Putaran Tasbih

Malam yang runcing
Seruncing kalimat pertama
Dalam putaran tasbih

Ini, puisi yang lahir
Dari bukit-bukit airmata

Periksalah langit
Sekali lagi, maka akan
Kau temukan namamu

Lihatlah sebelum kabut
Dari utara, menutupnya
Dengan hati-hati

Biarlah, sepasang bayang itu
Menyelinap di antara bambu-bambu
Dan kalimat terakhir dalam tasbihku
Dicium angin, disentil dingin

Di luar jendela 
Ranting-ranting berjatuhan
Seperti kesedihan yang usai

Sepanjang malam bersama
Putaran tasbih, aku datangi
Namamu satu-satu

2016.


Keikhlasan Tak Berwaktu

Hujan selalu menemukan tanah
Tempatnya terjatuh dari atas
Dan ia ikhlas menjadi bagian dari tanah
Tanpa harus menjadi air kembali

Batu selalu diam di tempat yang sama
Dan ia ikhlas tak pergi kemana-mana
Ditumbuhi lumut-lumut dan disepuh matahari
Bertahun-tahun

Dan aku selalu menunggumu dibalik sajak ini
Belajar menjadi hujan, jatuh sejatuh-jatuhnya
Menghisap lukaku sendiri dan belajar menjadi batu
Iktikaf dalam keiklasan tak berwaktu

2015.


Rendy Jean Satria, lahir di Cimanggis, Depok 4 Januari 1989.  Masa remajanya dihabiskan di Pondok Pesantren Al-Qur'an Al-Falah 2 Nagreg dan belajar ilmu seni di STSI Bandung. Buku puisi tunggalnya berjudul "Dari Kota Lama" (2013) terbit di Bandung. Tahun 2012, diundang dalam program Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) bidang puisi, mewakili delegasi Indonesia. Tahun 2013 diundang dalam pertemuan penyair terkini Jawa Barat, di Bandung. Puisi-puisinya banyak dimuat di surat kabar Indopos, Jurnal Sajak, dan Pikiran Rakyat. Tahun 2016 ini sedang mempersiapkan kumpulan puisi terbaru, Sajak-sajak yang Bahagia (2016).

2 komentar:

  1. wah, wah Puisi barunya penyair kang Rendy ya, ini.
    Like this.Young Poets...coollll :) :)

    BalasHapus
  2. puisinya kena banget yang 'keikhalsan tak berwaktu' :)

    BalasHapus