Selasa, 15 Desember 2015

[Karya Twinners] Pecahnya Kristal Hati




Pecahnya Kristal Hati
Oleh : Ratih Permatasari

Lupakan apa yang sudah terjadi selama setahun ini.” Seorang pria tampak menahan emosinya. Gadis di depannya terkejut dengan apa yang diucapkan pria tersebut, bukan ini yang dirinya ingin dengar setelah mereka tak berjumpa selama hampir dua minggu.


Tung…tunggu dulu, apa maksudmu, Toni?” gadis tersebut tergagap.

Pria yang bernama Toni tersebut melirik tajam, pandangannya dingin menusuk hati.Nia…Nia…Kamu masih belum mengerti apa yang aku maksud? Gadis secerdas kamu masih belum paham?” Toni memandang dengan pandangan penuh celaan.

Nia mundur selangkah mendapat serangan yang begitu mendadak. Kepalanya seakan berputar, dadanya serasa sesak. Inikah akhir hubungan mereka? Mengapa kekasihnya, pujaan hatinya berubah hanya dalam waktu dua minggu? Adakah hal yang salah yang telah dirinya lakukan? Selama dua minggu ini Toni susah sekali dihubungi, HP-nya selalu dalam kondisi mati, kalaupun diangkat mereka hanya berbicara seperlunya, SMS pun sangat jarang dibalas. Harusnya dirinya dapat membaca pesan terselubung ini sejak lama. Nia memejamkan matanya sesaat, mencoba menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya. Apakah sudah ada pengganti diriku saat ini?” tanyanya dengan suara bergetar.
 
Toni mengibaskan lengannya, ia tersenyum sinis. Gadis yang satu ini memang susah untuk dihadapi, tidak seperti mantan-mantannya yang terdahulu, yang dengan mudahnya ia beri penjelasan. Toni memperhatikan sejenak, tak ada air mata yang mengalir dari pipi gadis yang pernah menarik hatinya. Sungguh tegar gadis ini, dirinya mengakuinya. Tapi inilah permasalahannya, semua hal yang ada pada diri Nia selama ini memang membuatnya kagum, tapi tidak dengan rasa cinta dan sayang yang coba dirinya tumbuhkan selama hampir setahun ini. Ternyata dirinya mampu bertahan dengan gadis periang yang baik hati dan cerdas ini selama itu. Apa yang menyebabkannnya mampu bertahan selama itu? Dirinya pun merasa heran. Sahabat-sahabatnya sempat menganggapnya playboy insyaf karena ternyata Nia mampu menaklukkan hatinya. Tapi itu jauh sebelum dirinya bertemu Susan, gadis manis yang terlihat ringkih dan lemah yang seakan memerlukan pertolongan dan perlindungannya. Berbeda dengan Nia yang tegar, mandiri dan kuat.

Sudahlah jangan membahas hal itu, tak ada lagi namamu dihatiku,” ujar Toni. Toni mengembuskan napasnya, sudah tak ada nama gadis ini lagi di hatinya? Apa maksudnya? Apakah yang dia rasakan sebenarnya terhadap gadis ini? 
 
Jadi begitu?sudah tak ada lagi namaku di hatimu? Benar-benar tak ada? Apa aku harus menyerah?” Nia berbisik perlahan seolah setiap kata yang ia ucapkan ia tujukan untuk dirinya sendiri.

Itulah yang terbaik,” ucap Toni terus terang.

Terbaik untukku atau untukmu?” Nia mengangkat wajahnya dan menatap Toni dengan pandangan tajam.

Untuk kita berdua,” Toni berujar.

Nia menarik napas perlahan, dirinya berusaha tegar, menahan setiap tetesan air mata yang berlomba keluar dari matanya yang indah.Sia-sia sudah penantianku selama ini untuk bertemu denganmu.” Nia tersenyum sinis.
 
Kuharap saat kita bertemu kembali kita dapat berteman seperti biasanya,” kata Toni berusaha diplomatis.

Nia hanya terdiam, ditatapnya taman yang penuh kenangan ini, lembayung senja menjadi saksi bisu pecahnya hati yang ia miliki. Tenggelamnya matahari di senja hari seperti kepergian perasaan Toni untuknya. Entah kapan dan siapa sosok yang akan hadir nanti yang akan mampu mengambil setiap kepingan hatinya dan membuatnya menjadi utuh kembali. 


*Tulisan telah diedit seperlunya
*sumber tulisan https://pratih3.wordpress.com/2015/11/26/pecahnya-kristal-hati-oleh-ratih-permatasari/ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar