Senin, 09 November 2015

[Karya Twinners] Sharing Novel Good Wives


Sharing Novel Good Wives oleh Nur Ramadhani

Good Wives
By Louisa May Alcott
Istri-Istri yang Baik
Oleh Louisa May Alcott
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Alih bahasa: Annisa Cinantya Putrid an Widya Kirana
Desain dan ilutrasi sampul: Ratu Lakshsmita Indira
416 hlm; 20 cm

Gadis-gadis March – Meg, Jo, Beth, dan Amy, kini telah dewasa. Ayah mereka, Mr. March, telah pulang dengan selamat dari medan perang. Begitu pula John Brooke, kekasih Meg. Jo yang tomboy sedang belajar menjadi lebih anggun. Beth semakin ramping dan pendiam, dan matanya yang indah itu selalu menyorotkan kebaikan. Sedangkan Amy, pada usia enam belas tahun, memiliki pembawaan seperti wanita dewasa. Keempat gadis March, dengan didampingi ibu mereka yang bijak, akan menemukan cinta mereka masing-masing dan menyambut masa depan.

Entahlah isi review saya ini bakal menuju ke spoiler atau tidak. Hehehe.

Meg menikah dengan Mr. Brooke kekasihnya. Pernikahan mereka begitu manis, Mr. Brooke sangat memanjakan istrinya dan Meg sangat menyayangi suaminya. Meg selalu berusaha belajar mengenai hal-hal baru, menjadi ibu rumah tangga yang baik. Begitupun juga Mr. Brooke menjadi suami yang baik untuk Meg. Mereka punya bayi kembar emas, laki-laki dan perempuan. Dan itu membuat Mrs.March, ibunya turut membantunya menjaganya.

Kerajaan yang paling membahagiakan bagi seorang perempuan adalah rumah mereka, kehormatan tertinggi adalah seni mengelola dan mengendalikannya – tidak sebagai seorang ratu, melainkan sebagai istri dan ibu yang bijaksana – hlm 268

Jo yang tomboy dan pandai merangkai kata akhirnya membawa karya tulisnya ke penerbit dan akhirnya dicetak. Dia begitu gembira karena ternyata tulisannya diapresiasi. Tapi, dia punya sedikit masalah, sahabatnya Laurie – yang biasa dipanggilnya Teddy – ternyata menyukainya. Jo yang tidak pernah berpikir tentang cowok kaget menerima pernyataan Laurie dan menolaknya. Dia juga yakin dia tidak cocok dengannya dan tetap menganggapnya sahabat. Mrs. March juga sependapat dengan anaknya itu.

Dalam sebuah hubungan, agar kedua belah pihak dapat bertahan dan tetap merasa bahagia, kalian harus punya kesabaran dan keteguhan seluas samudera – serta cinta (hlm 158)

Amy yang mencintai keglamoran tumbuh menjadi wanita yang bijaksana. Banyak hal yang dia lalui sampai dia malah menjadi dekat dengan Laurie. Ya, Laurie sahabat kakanya, Jo. Kebersamaan mereka membuat mata dan hati mereka masing-masing terbuka dan saling menyayangi. Laurie ternyata mampu melupakan Jo.

Aku tidak akan meninggalkannya selama Tuhan terus mengizinkan kami bersama. Oh Marmee, aku tidak pernah tahu dunia ini bisa penuh dengan keindahan surgawi saat dua orang saling mencintai dan hidup untuk satu sama lain! (hlm 330)

Kurasa, ia sedang tumbuh dewasa, dan mulai memimpikan mimpi, memiliki harapan, rasa takut, bahkan resah, tanpa tahu kenapa, ataupun mampu menjelaskan perasaan-perasaannya. Ya ampun, Ibu, usia Beth delapan belas tahun sekarang. Kitalah yang tidak menyadari, dan memperlakukannya seperti anak kecil, lupa bahwa kini ia sudah menjadi perempuan dewasa (hlm 144)

Begitulah semua orang, selalu menganggap Beth masih kecil dengan statusnya yang anak bungsu. Setelah sakit, Beth tetap seperti itu lelah lembut dan fisiknya memang tidak sekuat dulu sebelum dia terserang penyakit. Tapi semua saudara-saudaranya menyayanginya.

Ada musibah yang menimpa keluarga yang berbahagia itu, tapi lantas tidak membuat mereka larut alam kesedihan. Jo yang melihat semua saudarinya telah memiliki keluarga sendiri merasa minder dan berpikir apakah dia akan menjadi perawan tua. Apa yang telah terjadi dikeluarga mereka? Bagaimana nasib Jo yang betah menjomlo?
***

Saat membaca Little Woman, saya sudah jatuh cinta dengan gaya keempat gadis ini, kepada keluarga mereka yang hidup rukun walau pertengkaran pasti tetap ada. Disaat mereka tumbuh dewasa, mereka semua tumbuh menjadi perempuan yang penuh kasih sayang dan bijak. Ah, semoga saya dan keempat saudari saya bisa seperi itu, hidup rukun.
Cerita yang bersetting Eropa ini dulunya ketika perempuan-perempuan sudah berumur dua puluh lima tahun dan belum menikah, dia sudah merasa dirinya perawan tua. Duh bagaimana dengan …. Ah sudahlah nanti malah jadi curcol. Hahaha

Cerita yang bagus dan sampul yang cantik, buku ini wajib kamu punya!


Foto dan sharing diambil dari blog Nur Ramadhani 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar