Minggu, 08 November 2015

[Karya Twinners] Dulu Benci Sekarang Suka



Sumber gambar saywithwords

Dulu Benci Sekarang Suka
Karya Hastira Soekardi

            Kusibakkan tirai jendela hotel. Pemandangan pantai Kuta tampak indah di pagi hari. Terdengar suara erangan kecil dari arah belakang. Aku memandangnya, tersenyum. Wajah polosnya tampak tenang. Sudah hampir dua puluh lima tahun aku mengarungi biduk rumah tangga bersamanya. Suka dan sedih kulalui bersamanya. Bersama cinta yang semakin tumbuh. Di sini, di Bali, aku berbulan madu bersama suamiku. Sambil mengingat perjalanan cintaku bersamanya. Cinta sejati. Dulu sekali aku membencinya. Membenci pria yang kini menjadi suamiku.


            “Apa, aku gak salah dengar, Mam!” teriakku keras. Mama menggelengkan kepalanya. “Ini bukannya zaman Siti Nurbaya, Mam. Aku memang belum punya pacar, tapi apa perlu aku dijodohkan dengan anak kenalan Mama? Pokoknya aku gak mau!” teriakku lagi. 

Mama hanya tersenyum. Aku memandangnya curiga, aku tahu betul Mama punya pendirian yang teguh. Tak mungkin Mama mengalah padaku. Betul saja, aku diajak Mama ikut acara makan malam dengan kenalan beliau. Aku dikenalkan pada teman mama juga anak lelakinya.

            “Kenalin nih Mira, ini Tomy anak tante Sita,” tukas Mama. 

Aku memberi salam dan mendongak pada pria jangkung di depanku. Aku kaget. Aku kenal pria ini bertahun-tahun yang lalu. Teman SMP-ku. Aku menarik tanganku dari genggamannya.

            “Selamat sore, si Kucir Merah,” seringainya. 

Aku melotot ke arahnya. Dia mengingatkanku lagi pada perasaan membencinya. Ya, dulu waktu SMP aku membenci pria di depanku ini. Dia selalu mengejekku dengan si kucir merah. Hampir setiap kali kami bertemu dia selalu mengejekku dengan sebutan itu. Aku kembali duduk dan sepanjang acara makan malam itu aku hanya diam dan sekali-kali melotot ke arah Tomy yang sering mengedipkan matanya padaku. Huh, sudah dewasa juga masih menyebalkan!!!

            Malam Minggu biasanya kuhabiskan di rumah dengan membaca novel, tapi tidak malam ini. Aku dikejutkan dengan ketukan halus di pintu rumah. Saat kubuka, seringai Tomy muncul di hadapanku. Segera aku tutup pintu, tapi Tomy jauh lebih cepat menahan pintunya. Aku melotot padanya, tapi Tomy dengan gaya khasnya menatapku lembut.

            “Ganti bajumu, ada film bagus di Blitz. Cepet!” katanya seenaknya.

            “Siapa itu Mira?” tanya Mama dari dalam kamar. 

Aku tak mau ribut dengan Mama sehingga aku mengiyakan saja ajakan Tommy. Sepanjang perjalanan aku memilih diam. Tomy lebih banyak bercerita tentang pekerjaannya. Aku akhirnya bercerita juga walau harus berkali-kali dipancingnya. Kadang ada tatapan lembut darinya yang membuat hatiku sedikit berdesir. Aku tak tahu apa itu namanya, tapi perasaanku mulai menghangat ketika bersamanya.

            Entah mengapa perasaan menghangat di tubuhku semakin menguat di pertemuan-pertemuan berikutnya. Dia berbeda dengan Tomy yang dulu. Aku tahu manusia akan berubah seiring dengan kedewasaannya. Aku kini mulai menyukainya. Ini kali pertama aku jatuh cinta padanya. Cinta pertama untuk pria menyebalkan beberapa tahun yang lalu. Aku meikmati debaran jantungku saat bersama Tomy. Perhatian dan kelakarnya membuatku nyaman bersamanya. Aku memandangnya. Tomy menyeringai  seperti biasanya. Ah, dia pria yang menyebalkan tapi sungguh aku jatuh cinta padanya!

            Kini aku melihatnya berbaring di tempat tidur kami. Matanya terpejam. Ah, Tomy... kau masih selalu menyayangiku . Tetap menjadi bagian dari jiwaku. Aku mencintainy . Cinta pertama yang berakhir bahagia. Indah, kan, kisah cinta pertamaku?

*Tulisan telah diedit seperlunya
*sumber tulisan http://fiksitira.blogspot.co.id/2015/10/dulu-benci-sekarang-suka.html 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar