Review: Little Witch Co. 1 - Daur Ulang Pakaian
Karya Nathalia DP
Detail Buku
Judul:
Little Witch Co. 1 - Daur Ulang Pakaian
Penulis:
Ambiru Yasuko
Penerjemah:
Yunita Dwi Susanti
Penyunting:
Aan Wulandari Usman
Penerbit:
Bentang Belia
Cetakan: Pertama,
Oktober 2013
Tebal: 106
halaman
ISBN:
978-602-7975-54-5
Harga:
Rp 30.000
Review
Setelah
beberapa lama mengincar
buku seri Little Witch Co. ini, akhirnya saya kesampaian juga membelinya.
Waktu itu saya sedang menghadiri acara launching Buku
Pintar ASI dan Menyusui yang diadakan di Togamas. Ketika acaranya
belum mulai, mata saya jelalatan melihat-lihat buku-buku yang diobral di Mizan
Book Fair. Senangnya hati ini saat saya melihat ketiga buku incaran saya
terpampang manis di salah satu rak. Setelah acaranya selesai, langsung deh saya
bawa bukunya ke kasir :D
Selain
gambar sampulnya yang cute, hal lain yang membuat saya tertarik
pada buku ini adalah ceritanya. Tentang penyihir! Sudah ketahuan kan ya dari
judulnya juga :p
Jadi,
tokoh utama dalam cerita ini yaitu Nana. Dia baru saja pindah rumah. Dalam
perjalanan pulang dari sekolah baru menuju rumahnya, Nana menemukan sebuah
rumah cantik yang berada di dalam hutan.
Ketika Nana sedang melihat daun-daun yang
berkilauan, tampak sebuah rumah terbuat dari batu bata di ujung hutan. Dinding
bata itu dikelilingi bunga mawar yang sangat merah seperti anggur. Pintu dan
jendela rumah juga dicat merah, di jendelanya tergantung tirai berenda putih.
(Halaman
4)
Ternyata
rumah itu merupakan Perusahaan Sihir--Bagian Daur Ulang Pakaian. Penyihirnya
adalah Silk, gadis seumuran Nana dengan rambut bergelombang dan pakaian serba
hitam. Silk dibantu oleh seekor kucing yang bisa berbicara bernama Cotton.
Sesungguhnya,
rumah tersebut hanya bisa dilihat oleh orang yang memiliki kepentingan mendaur
ulang pakaian saja. Makanya, Silk dan Cotton merasa heran, bagaimana Nana bisa
melihat rumah ini, padahal dia tidak berniat mendaur ulang pakaiannya.
Silk biasanya tahu keperluan orang yang datang ke
toko tanpa harus menanyakannya. Tapi, kali ini dia heran, kenapa Nana yang
tidak memiliki keperluan apa-apa bisa datang ke toko ini?
(Halaman
18)
Ketika
mereka sedang bingung, datang tiga ekor tikus. Mereka membawa gaun mungil
berwarna kuning dengan harapan Silk dapat mendaur ulangnya menjadi gaun yang
lebih besar, yang akan dipakai oleh Nona Beruang agar bisa datang ke Karnaval Dandelion.
Sayangnya, Silk tidak dapat mengabulkan permintaan para tikus.
"Baju ini terlalu kecil. Di sini memang
terdapat bermacam-macam bahan. Tapi, jika semua dibuat dengan bahan baru, maka
itu bukanlah 'daur ulang'."
(Halaman
26)
Melihat
hal tersebut, Nana mempunyai sebuah ide. Ide apakah gerangan? Berhasilkah
mereka mendaur ulang pakaian untuk Nona Beruang? Yuk baca bukunya ;)
Buku
ini benar-benar menyenangkan untuk dibaca. Ceritanya ringan dan menghibur.
Imajinatif sekaligus sarat dengan pesan moral. Cocok untuk anak-anak. Cangkir
yang polanya berganti setiap hari, kunci berbentuk liontin yang dapat membuka
satu pintu menuju berbagai ruangan yang berbeda, dan rumah kaca berisi
macam-macam applique bunga, sungguh memanjakan imajinasi.
Selain itu, anak-anak perempuan tentu akan tergiur dengan peralatan jahit yang
dimiliki oleh Silk. Apalagi dilampirkan juga tahapan menjahitnya. Jangankan
anak-anak, saya saja suka :p
Tapi
bukan berarti karena novel ini bercerita tentang kegiatan penyihir maka isinya
mengajarkan untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang instan. Lihat saja
Silk, Cotton, dan Nana yang begitu sibuk berhari-hari mengerjakan gaun untuk
Nona Beruang.
"Barang yang dibuat dengan menggunakan sihir
adalah barang murahan. Perusahaan sihir--bagian daur ulang pakaian adalah toko
yang membuat barang tanpa menggunakan sihir. Karena itu, barang di sini dikenal
tinggi kualitasnya."
(Halaman
53)
Selain
itu, saya juga suka pada ilustrasinya yang menarik. Hurufnya besar, mudah untuk
dibaca oleh anak-anak yang baru bisa belajar membaca. Terjemahannya pun
mengalir dan mudah dimengerti, sehingga nyaman dibaca. Kalaupun ada kekurangan,
mungkin karena tidak semua ilustrasi dicetak berwarna. Serta gaya bahasa yang
terasa terlalu formal.
Favourite Quote
"Tidak ada seorang pun yang bisa disamakan
dengan orang lain. Masing-masing memiliki hal besar dalam diri kita. Tapi, kita
sering tidak menyadarinya."
(Halaman
35)
"Kami, kalau hanya satu ekor memang kecil. Tapi
jika berkelompok, tidak ada yang bisa mengalahkan kami."
(Halaman
39)
"Kau memikirkan pita yang paling bagus, jadi
tidak bisa memilih. Lebih baik, kau pilih berdasarkan kecocokan dengan orang
yang akan memakainya saja. Bukan karena kau suka, atau karena pitanya paling
bagus"
(Halaman
89)
Rating
Saya memberikan tiga dari lima bintang
untuk novel anak ini ;)
Sumber tulisan dan gambar diambil dari http://nathaliabookshelf.blogspot.com/2015/02/review-little-witch-co-1-daur-ulang_21.html
Ah, novel anak-anak emang menarik sih ya. Udah gitu ada ilustrasi yang unyu pula :))
BalasHapusIh lucuuuu yak bukunya, kanya smua org jg suka sama ini buku
BalasHapus