Atas Nama Patah Hati
Karya Firmansyah
Setiap orang memiliki barangnya masing-masing. Dan
setiap barang memiliki cerita masing-masing. Jika biasanya sebuah barang kembar
atau couple adalah tanda selamat datang untuk orang yang spesial, atau sebagai
tanda kepemilikan bersama antara dua orang, maka gelang sederhana ini adalah
tanda perpisahan untuk dia yang kini bukan lagi siapa-siapa.
Selepas masa sekolah, aku mengisi liburan ke Pulau
Dewata bersama beberapa orang teman dalam rangka memerdekakan diri telah bebas
dari jeratan seragam putih abu-abu. Pada saat sebelum kembali ke penginapan
selepas menikmati indahnya Tanah Lot, aku menemukan gelang sederhana ini
tergeletak di antara ratusan model gelang lain yang bahkan lebih bagus
berkali-kali lipat. Namun gelang ini, entah bagaimana caranya, ia berhasil
menarik inginku untuk memilikinya. Tidak hanya satu. Terlintas di pikiran untuk
membuatnya menjadi sebuah barang yang akan membuat orang lain iri ketika aku
mengenakannya dan berjalan di keramaian. Aku membeli dua, satu untukku dan satu
untuk pacar tersayang pada waktu itu.
Kembali ke kota asal, semua berubah. Seperti pasukan
Negara Api dalan film animasi Avatar telah meluluhlantakkan harapan-harapan
yang telah dipupuk sekian lama. Semua kesenangan-kesenangan yang telah dilalui
seolah menguap seketika, menjadi serpihan-serpihan masa lalu yang disebut
kenangan. Sialnya, kenangan semanis apa pun tetap akan terasa pahit pada
waktunya. Dan kini aku merasakan pahitnya kenangan-kenangan manis itu.
Saat aku kembali, dia yang selalu aku banggakan tidak
lagi sendirian di sini. Dia yang selalu aku banggakan tidak lagi menungguku di
sini. Dia sudah bersama dengan lelaki lain yang dia akui lebih baik dariku.
Lebih bisa mengerti, dan pastinya selalu ada saat dia butuh.
Perih.
Pedih.
Maka selepas kejadian itu, aku, atas nama besar patah
hati menobatkan gelang kembar ini sebagai gelang perpisahan. Semoga kepergiannya
meninggalkan hikmah untuk hidupku yang lebih baik dan lebih bermakna tanpanya.
*nunggu kiriman* :))))
BalasHapus